Menekuni dunia migas sudah menjadi gairah passion Nanang Abdul Manaf sejak muda. Namun, ia tidak pernah menyangka pengalamannya selama bekerja di Pertamina demikian beragam, bahkan tak jarang menegangkan dan tak semua orang bisa mengalaminya. Salah satunya adalah ketika orang nomor satu di PT Pertamina EP itu terjebak di daerah konflik Libya, menyusul jatuhnya kekuasaan Moammar Khadafi akibat kudeta berdarah pada Oktober 2011. Saat perang meletus, Nanang Abdul Manaf sedang bertugas di negeri kaya minyak itu. Bersama ratusan ribu orang lainnya, Nanang terjebak di Bandara Tripoli selama 40 jam. Syukurlah, ia akhirnya berhasil dievakuasi, meski dengan susah payah. Pria kelahiran Bandung, 6 Februari 1964, ini selalu percaya bahwa hal-hal yang semula dianggap tidak mungkin bisa menjadi mungkin, asalkan disertai kerja keras. “Yang terpenting lagi adalah eksekusi. Jangan berharap hasil kalau tidak ada eksekusi,” ujar dia. Masih tentang hal-hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, Nanang juga yakin ia bersama segenap karyawan bisa mewujudkan obsesinya membawa anak perusahaan PT Pertamina Persero itu menjadi produsen migas terbesar di Tanah Air. “Itu butuh effort luar biasa. Tapi bukan sesuatu yang tidak mungkin,” tutur Nanang, yang merintis karier dari nol di Pertamina. Nanang Abdul Manaf punya definisi sendiri tentang kesuksesan. Dalam definisinya, seseorang atau sebuah perusahaan bisa dikategorikan sukses jika telah berhasil memberikan kontribusi yang maksimal kepada semua pihak. “Misalnya Pertamina EP dianggap sukses jika target internalnya tercapai, kemudian dinilai masyarakat dan stakeholder sebagai perusahan yang memberi kontribusi. Kalau hanya target finansial, tapi masyarakat di sekitarnya memusuhi, tidak bisa dibilang sukses,” tegas dia. Berikut penuturan lengkap Nanang Abdul Manaf kepada wartawati Investor Daily Euis Rita Hartati di Jakarta, baru-baru ini Bagaimana perjalanan karier Anda sampai akhirnya memimpin Pertamina EP? Saya bergabung dengan Pertamina pada pertengahan 1991. Saya pertama kali ditempatkan di Unit Eksplorasi dan Produksi EP Sumbagsel. Saya di bagian eksplorasi, memulai karier sebagai junior geologist. Pertama kali di lapangan, saya ditugaskan di Jambi. Infrastruktur Jambi waktu itu belum bagus seperti sekarang. Lebih banyak jalan off-road daripada jalan aspalnya. Tapi karena background saya geologis, saya menikmatinya, Kemudian saya dapat special job untuk menangani project panas bumi di Ulu Belu, Lampung. Saya dapatkan special task force, mulai dari membuka lahan, menyiapkan lokasi, proses pengadaan rig, sampai eksplorasi panas bumi. Saya merasa punya pengalaman yang berbeda, saya jadi tahu panas bumi, karena sebelumnya saya punya pengalaman eksplorasi di migas. Jadi, kalau bicara tentang panas bumi dan sebagainya, saya nyambung karena pernah di sana, walaupun tidak lama. Selanjutnya saya dipindahkan ke Jakarta. Saya sebetulnya masuk ke dinas teknologi. Dinas ini cikal bakal upstream technology center UTC. Tapi saya tipe orang yang tidak suka duduk di belakang meja. Makanya hanya beberapa bulan di situ. Saya pun mencari tantangan, akhirnya diberi kesempatan. Saya diminta membantu kegiatan eksplorasi untuk Sumatra. Kenapa Anda lebih suka kegiatan operasi? Karena di bagian operasi tidak hanya menangani teknikal, tapi juga me-manage people. Kompleksitasnya lebih penuh tantangan dibandingkan kalau saya hanya duduk di belakang meja. Menurut saya, kesempatan-kesempatan itu memang harus dicari. Kalau diam, saya tidak akan ke mana-mana. Alhamdulillah, saat menangani operasi di Sumatra, saya menemukan banyak discovery penemuan cadangan. Boleh dibilang, kalau di bagian operasi itu kelihatan hasilnya. Kalau ada discovery, rasanya puas dan ada kebanggaan tersendiri, karena dari situlah semua proses produksi migas dimulai. Pengalaman paling berkesan selama Anda di lapangan? Tentu saja banyak sekali. Misalnya saat saya bergabung dengan Joint Operation Body JOB Sante Fe di Blok Salawati, Papua. Selama tiga tahun, saya pulang-pergi PP Jakarta-Papua, dengan waktu tempuh 10-12 jam. Saya juga pernah bertugas sebagai project leader untuk pengeboran deep water di Matindok. Saat itu, kami ngebor lima sumur laut dalam. Itu adalah pertama kami ngebor di eksplorasi laut dalam, sumur offshore, dan tidak berhasil. Artinya dari ngebor lima, baru tiga sudah dry semua. Kami berhenti, selesai. Saya pun harus menjelaskan kenapa tidak berhasil. Tapi itu biasa, pengalaman juga. Tidak banyak orang yang punya pengalaman ditugaskan untuk pengeboran di offshore. Tidak melulu di lapangan, saya juga pernah diminta korporat untuk menangani transformasi perusahaan. Saya yang biasanya menangani operasi, gelogi, dan lainnya, tiba-tiba harus bergabung dengan tim McKinsey untuk transformasi Pertamina pada 2006. Saya ditunjuk sebagai wakil dari hulu upstream. Waktu itu pertama sekali membuat breakthrough project. Di sana, saya betul-betul mendapatkan pengalaman, ilmu, kemudian pengetahuan yang totally berbeda. Ada pengalaman lain yang tidak kalah menarik, yakni saat saya ditugaskan ke Libya untuk menjalankan kegiatan eksplorasi sampai mendapatkan cadangan. Situasinya sangat menantang. Sedang asyik melakukan kegiatan di sana, tiba-tiba terjadi eskalasi politik dalam waktu yang sangat cepat. Khadafi pemimpin Libya, Moammar Khadafi jatuh. Benar-benar tak terduga. Padahal saat itu Libya adalah negara yang sangat kaya. Produksi minyaknya 1,7 juta barel per hari bph, sedangkan penduduknya hanya tujuh juta orang. Produksi gasnya langsung diekspor ke Eropa, sehingga bisa dibilang banyak uang tapi peduduknya sedikit. Ketika perang mulai pecah, saya waktu itu diminta siap-siap pulang ke Indonesia. Akhirnya saya dievakuasi di Tunis dengan susah payah. Saya terjebak selama 40 jam di airport Tripoli. Tidak ada makanan dan lainnya. Bayangkan, ratusan ribu orang seketika ingin keluar dari negara itu. Itu pengalaman unik yang tidak semua orang bisa beruntung mengalaminya seperti saya. Ketika saya pulang, ternyata banyak penyambutan. Saya juga tidak menyangka, ada Bu Karen Karen Agustiawan, Dirut Pertamina saat itu, wartawan, dan lainnya. Anda tidak tergoda untuk bergabung dengan perusahaan migas asing? Terus terang tergoda. Saya juga sempat melamar ke mana-mana. Kebetulan yang mengundang pertama adalah Pertamina, saya tes, periodenya Maret sampai September. Waktu itu saya sempat juga dipanggil untuk tes di Asamera Conoco, Gulf, tapi yang akhirnya betul-betul confirm adalah Pertamina. Prestasi selama Anda di Pertamina EP? Nature saya di eksplorasi. Maka saat punya kesempatan di Pertamina EP, saya tunjukkan performa saya. Saya pernah melakukan hal-hal bagus di sana. Saya bisa ngebor sampai 29 sumur setahun untuk eksplorasi saja. Sekarang paling-paling 10-12 sumur. Harga minyak pun dulu gila-gilaan. Jadi, kami dipacu. EP juga produksinya bagus, harganya bagus, sehingga 80% keuntungan korporat pada 2011-2012 dari EP. Lalu saya sempat diminta menangani kegiatan di Malaysia, hingga akhirnya kembali ke Pertamina EP dan menjadi Direktur Eksplorasi. Di sini tantangannya lain lagi. Saat itu produksi turun dan harga minyak sedang tajam-tajamnya turun. Produksi turun ke titik nadir 77 ribu bopd pada 2017. Saya menjadi Presdir pada Mei 2017. Saya konsolidasi, kebetulan tim direksinya baru. Kami waktu itu sepakat bagaimana caranya supaya Pertamina EP bangkit lagi. Moral pegawai kami angkat untuk bekerja lebih keras bersama-sama. Saat itu muncul ide untuk membentuk leaders forum. Kami kumpulkan para general manager GM dan vice president VP untuk merumuskan tantangan yang kami hadapi. Ekspektasi stakeholder cukup tinggi sehingga kami harus do something yang berbeda dari sebelumnya. Apa yang harus kami improve, kami banyak evaluasi, dan membuat strategi untuk mendapatkan kepercayaan diri. Hasilnya kelihatan. Pada 2018 kami reborn. Seperti mobil mogok, dorongnya setengah mati, tapi begitu engine-nya hidup, jalannya jadi gampang. Itu momentum yang kami dapatkan pada 2017-2018. Masuk 2019, tantangannya tidak lebih mudah, karena target pemerintah selalu lebih tinggi dari kemampuan kami. Tapi saya selalu tekankan, yang penting kita berusaha supaya lebih baik, walau katakanlah rasanya impossible. Saya perbaiki terutama dari sisi eksekusi. Produksi migas nasional turun terus. Tantangan ke depan seperti apa? Ke depan, tantangan kita adalah bagaimana memenuhi kebutuhan yang dari tahun ke tahun meningkat, sementara produksi turun. Seperti dikatakan Presiden Jokowi, current account deficit CAD atau neraca transaksi berjalan banyak disumbang migas, karena impor minyak mentah maupun produk minyak bahan bakar minyak/BBM setiap hari sangat besar, sehingga neraca perdagangan kita defisit. Ini tantangan paling besar. Ke depan, saya yakin konsumsi BBM kita bukan makin turun, tapi meningkat. Sebab, jumlah kendaraan terus bertambah, tingkat sosial masyarakat meningkat, yang biasanya berjalan kaki ingin naik sepeda motor, yang biasa naik sepeda motor ingin naik mobil, yang punya mobil satu ingin punya dua. Bukankan pemerintah sedang mengembangkan energi alternatif? Energi alternatif sudah ada dari beberapa tahun lalu, tapi migas tetap yang paling ideal dari segi pengelolaan dibanding energi lain. Contohnya geothermal panas bumi, itu energi juga. Tapi geothermal tidak bisa diperjualbelikan secara ritel. Berbeda dengan minyak yang bisa diperdagangkan langsung. Migas juga mudah dijadikan produk, misalnya petrokimia. Dari migas bisa menjadi plastik dan lainnya. Jadi, ke depan, kebutuhan migas akan tetap tinggi, sementara kita hadapi situasi Karena eksplorasinya tidak agresif. Mungkinkah produki minyak nasional kembali seperti masa lampau, di atas 1 juta bph? Mungkin saja. Tapi untuk dapat sekelas lapangan Banyu Urip saja yang produksinya 210 ribu bph, butuh waktu lama, dari mulai discovery sampai pengembangan dan membangun fasilitas. Saat ini gap produksi dan konsumsi kita sekitar 700 ribu bph. Berarti kita butuh dua lapangan seperti Banyu Urip yang sekarang merupakan lapangan dengan produksi tertinggi. Itu tidak mudah. Kita harus buat skenario lain di luar eksplorasi, misalnya melalui EOR enhanced oil recovery atau monetisasi lapangan yang dulu dianggap marginal. Tapi untuk itu perlu insentif. Semua harus bergerak, tidak bisa hanya pemerintah pusat saja atau kontraktor migas saja, karena di lapangan kita berhubungan dengan pemerintah daerah. Jadi, semua harus punya spirit yang sama. Kita harus sadari bahwa kita sudah emergency. Kondisi cadangan migas nasional saat ini bagaimana? Cadangan dalam arti lapangan yang siap produksi itu terbatas. Tapi kalau bicara potensi atau sumber daya, masih ada. Namun harus dibuktikan dulu. Harus ada investasi. Kita harus bisa menarik investor dari luar asing agar mereka mau lagi berinvestasi di sini. Seperti era 70-80-an, di mana yang datang adalah big player, seperti Mobil Oil, Esso, BP, Shell, dan Conoco. Mereka adalah perusahaan yang punya kemampuan investasi, teknologi, SDM , dan lainnya. Kalau Pertamina sendiri nggak keluar, harus berkolaborasi. Semua negara pun sama. Amerika Serikat AS saja tidak hanya punya Exxon dan Chevron, ada juga perusahaan Spanyol, Repsol, atau BP, Shell. Jadi, negara maju pun butuh investor, apalagi Indonesia. Mimpi Anda ke depan? Kalau SKK Migas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi punya target kembali ke 1 juta bph, saya sejak 2017 bicara bahwa Pertamina EP harus kembali ke 100 ribu bph. Kalau ditanya berat, ya berat sekali. Tapi kalau kalau kita punya niat kuat dan kerja keras, berani bermimpi, tapi bukan mimpi kosong, kita turunkan satu program untuk kejar mimpi, saya masih optimistis. Kenapa? Karena kita masih punya area yang menurut saya masih potensial, seperti frontier, laut dalam. Tapi kalau ngebor 100% dilakukan Pertamina EP, ya berat. Sebab, untuk ngebor satu lapangan butuh US$ 100-150 juta, ya habis dananya hanya untuk satu sumur saja. Ya kalau dapat, kalau nggak, habislah dana kami. Decline kita tuh mencapai 25-30% setahun. Kalau do nothing, tahun depan produksi kami terpangkas 30%. Posisi Pertamina EP saat ini? Kami peringkat ke-3 untuk produksi minyak, setelah Exxon dan Chevron. Kalau untuk gas setelah BP Conoco. Tapi kalau secara agregat, kami nomor satu dengan volume produksi 240 ribu bph. Gaya kepemimpinan Anda? Saya mengedepankan kolaborasi. Saya delegasikan ke direksi. Mereka punya tim lagi di bawahnya, begitu seterusnya sampai ke level bawah. Total karyawan orang. Tugas saya adalah bagaimana men-develop ini supaya mereka berkinerja baik. Kinerja saya ditentukan oleh semua tim ini. Arti sukses menurut Anda? Bagi saya, sukses adalah jika bisa memberikan kontribusi yang maksimal. Misalnya Pertamina EP dianggap sukses kalau target internal tercapai dan oleh masyarakat serta stakeholder dinilai menjadi perusahan yang memberi kontribusi. Kalau hanya target finansial saja yang tercapai, tapi masyarakat di sekitarnya memusuhi, tidak bisa dibilang sukses. Demikian pula saya secara pribadi. Jika saya merasa tidak bermanfaat bagi orang lain, atau keluarga, saya tidak merasa sukses. Obsesi Anda? Saya ingin membawa Pertamina EP menjadi juara umum di produksi. Itu butuh effort luar biasa. Tapi bukan sesuatu yang tidak mungkin. Bagaimana Anda membagi waktu dengan keluarga? Keluarga sangat paham tugas saya. Yang penting berkomunikasi. Anak saya tiga, sudah dewasa semua. Satu di Finlandia, satu di Surabaya, dan satu di Jakarta. Sekarang saya berdua lagi dengan istri, tapi tiap hari masih memantau mereka satu per satu. Saya memang cerewet untuk masalah ini.*** Biodata Nama Nanang Abdul Manaf. Tempat/tanggal lahir Bandung, 6 Februari 1964. Pendidikan S1 Teknik Geologi ITB. Baca juga Antara Golf, Kuliner, dan Menulis Editor Abdul Aziz abdul_aziz Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Mungkinada yang salah dengan konfigurasi server ini 15 Saya menjalankan WordPress di server WAMP localhost dan setiap kali saya pergi ke "Plugin" atau "Dasbor> Pembaruan" atau bahkan ke "Dasbor" tidak ada yang dimuat (tidak ada berita WordPress, tidak ada pembaruan, dan saya tidak dapat mencari plugin atau memperbaruinya).
Ada yang bilang, “tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika kita berusaha.” Kaum optimis dan pecinta kata-kata mutiara positif mungkin akan merangkul prinsip ini. Sementara di sisi lain, pemilik DNA pesimis akan memicingkan mata dan mengerutkan kening saat mendengarnya. Apa sebenarnya arti kata-kata “tidak ada yang tidak mungkin?” LIMONE mengontak Dr. Esther Widhi Andangsari, Psikolog, seorang pengajar dan Wakil Ketua Departemen Psikologi Universitas BINUS untuk mendapatkan pencerahan. “Prinsip ini merupakan semacam meyakini diri sendiri bahwa dirinya sanggup untuk menyelesaikan sesuatu, mengerjakan sesuatu, atau semacam harapan untuk hal yang dianggap tidak mungkin bagi orang lain,” jelas Esther. Menurutnya, prinsip ini semacam “self talk” untuk menyemangati diri sendiri. Atau juga ungkapan yang diberikan kepada orang lain ketika ada seseorang yang curhat. “Kalimat ini digunakan agar orang yang curhat tersebut tetap semangat menjalani kesulitan yang sedang dihadapinya,” tambahnya. Apakah memang tidak ada yang tidak mungkin? Baca terus sampai habis artikel ini untuk menemukan jawabannya, dan adakah prinsip lain yang lebih valid. Apakah Prinsip Ini Sebuah Toxic Positivity? Foto Jika seseorang yang kamu kenal atau mungkin kamu sendiri penganut prinsip ini, kemungkinan ada sebuah latar belakang mengapa memegang teguh hal ini. “Bisa saja ada kesulitan yang sedang dihadapi sementara tuntutan tinggi, sehingga orang ini perlu untuk menyemangati dirinya sendiri,” terangnya. Atau, “bisa saja seseorang yang sedang ada masalah, kemudian curhat pada orang lain. Kemudian orang tersebut memberikan saran atau nasihat berupa kata-kata yang dianggap positif bagi orang yang bermasalah itu,” imbuhnya. Sekilas “tidak ada yang tidak mungkin” terdengar seperti toxic positivity. Benarkah hal ini bisa dimasukkan ke dalam kategori ini? “Menurut saya tergantung kondisinya atau konteksnya, untuk menentukan apakah ini toxic positivity atau tidak,” jawabnya. “Bagi orang-orang yang secara impulsif atau emosional semata mengucapkan kata-kata tersebut, entah pada diri sendiri atau ditujukan pada orang lain, tetapi dia sendiri sebenarnya tidak meyakini kata-kata tersebut—bisa saja menjadi semacam toxic psitivity,” jelasnya. “Bisa juga menjadi toxic positivity ketika orang ini justru denial atau menolak adanya persoalan dan perasaan negatif atau emosi negatif yang ada. Orang ada kalanya menginginkan sesuatu yang baik’ atau enak’ tetapi menolak adanya sesuatu yang negatif pada dirinya. Kalimat tersebut diucapkan bukan untuk menyemangati diri sendiri tetapi menolak kenyataan yang ada dan menganggap dirinya baik-baik saja. Keyakinan yang salah ini bisa membuat seseorang justru akhirnya tidak berupaya atau melakukan apa pun,” ujarnya. Namun, di sisi lain, kalimat ini bisa tidak menjadi toxic positiity ketika orang tersebut memiliki kesadaran self-awareness bahwa memang persoalan itu nyata, kesulitan itu memang di depan mata, saat ini ia berada dalam kesulitan dan menyadari bahwa harus ada upaya untuk melakukan sesuatu. “Sehingga kata-kata nothing is impossible tiada yang mustahil bisa menjadi pendorong atau meyakini diri sendiri bahawa usaha yang ia lakukan untuk mengatasi persoalan itu-merupakan sesuatu yang memungkinkan,” tegasnya. Apakah Memang Tidak Ada yang Tidak Mungkin dalam Hidup? Foto Kamu sudah hidup lebih dari seperempat abad dan menelan berbagai asam garam dunia, apa pendapatmu tentang prinsip tidak ada yang tidak mungkin’ ini? Menurut Esther ungkapan ini sebenarnya banyak beredar di kalangan masyarakat Indonesia yang memiliki sistem kepercayaan dengan nilai- spiritual tertentu. “Keyakinan bahwa tiada yang mustashil’ itu bisa saja terwujud ketika seseorang memiliki keberserahan pada Tuhan dan meyakini bahwa Tuhan memberkati usaha yang dilakukannya. Keberserahan berarti manusia tetap aktif melakukan sesuatu sementara kognisi dan afeksi meyakini adanya penyertaan dari Tuhan,” bebernya. “Di sisi lain bila dipikirkan dengan logika manusia, kelihatannya sulit untuk melihat tidak ada yang tidak mungkin’—tiada yang mustahil—secara nyata dalam kehidupan manusia. Kalimat ini menurut saya maknanya bisa ganda, tergantung pada keyakinan seperti apa dan kesadaran diri seperti apa yang dimiliki oleh seseorang,” ujarnya. Apakah salah jika memegang prinsip hidup ini? Tergantung. “Tergantung kondisi keyakinan diri dan kesadaran diri orang tersebut. Bila kesadaran diri rendah dan sekadar impulsivitas memegang prinsip tersebut, maka ini bisa menjadi hal yang salah. Tetapi bila ia menerima kesulitan hidup dan ada usaha yang dilakukan serta meyakini usaha tersebut setidaknya memberikan pengharapan, bisa saja menjadi positif. Karena bila usaha tersebut ternyata gagal, setidaknya kesadaran diri akan membuatnya bisa menerima kenyataan,” jelasnya. Baca Juga Dengan kata lain, prinsip ini memiliki efek positif dan negatif—yang semuanya tergantung pada situasi, kondisi, dan individu. Negatif bila akhirnya “membuat seseorang malah justru tidak melakukan apa pun dan mengharapkan sesuatu yang terlalu berlebihan. Tetapi bila sudah ada upaya, setidaknya ia perlu menyemangati dirinya atas usaha yang dilakukannya dengan catatan menerma kenyataan yang ada, ini bisa berdampak positif,” terangnya. Bagaimana Menghadapi Kegagalan Padahal Sudah Berusaha? Foto Kamu sudah melakukan berbagai usaha dan memiliki pengharapan segalanya lancar jaya ini sesuatu yang normal, tapi sh*ts happen ini sering kali terjadi—sehingga skenario terburuklah yang terjadi. Kamu pun sedih luar biasa ini sesuatu yang wajar. Bagaimana bisa menghadapi kegagalan dan rasa sedih plus kecewa bercampur marah dan perasaan-perasaan lainnya itu? “Perlu ada kesadaran diri, menerima kenyataan yang ada termasuk menerima semua perasaan negatif yang dirasakan,” ujarnya. “Terima diri apa adanya, tidak memaksakan diri secara berlebihan atau tidak terukur secara realistis. Menerima kenyataan diri termasuk emosi negatif itu perlu supaya bisa lebih realistis dan tetap solutif. Mencurahkan perasaan negatif boleh saja, setelah itu mari bersikap tenang untuk dapat berpikir dan menemukan solusi lain bila solusi yang sebelumnya tidak berhasil. Terima diri dan keadaan yang menimpa diri,” tekannya. Kegagalan ini mungkin membuatmu ingin membuang jauh-jauh prinsip hidup “tidak ada yang tidak mungkin” dan menggantikannya dengan hal lain. “Miliki prinsip yang intinya menerima kondisi diri dan kenyataan negatif termasuk emosi negatif yang ada, kemudian mendorong diri sendiri berupaya semampunya dan menerima apa pun hasil yang ada,” saran Esther. “Yang baik adalah cobalah untuk beradaptasi dengan segala kenyataan yang ada. Misal, Bila gagal sekali bukan berarti saya gagal seterusnya’. Atau Kesulitan membuat saya semakin bertumbuh dan membentuk dir ilebih baik’. Atau bisa juga Persoalan yang diselesaikan dengan baik membuat saya lebih kreatif dan inovatif’. Yang berbau spritual juga bisa seperti ini Lakukanlah yang terbaik dan relakanlah Tuhan mengerjakan bagianNya,'” anjurnya. Bagaimana menurutmu, apakah memang tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini? Well, kalau kata Depeche Mode sih, Nothing’s Impossible. Dan Tom Cruise berkali-kali bilang bahkan Mission Impossible bisa berhasil buktinya akan dirilis Mission Impossible 7. Mungkin jika dibarengi dengan tagline Nike “Just Do It“, prinsip tidak ada yang tidak mungkin ada sisi positifnya? Yang pasti, kalau kata Albert Einstein everything is relative. Selanjutnya Step by Step Melatih Diri Melakukan Refleksi Diri.
Tidakada yang tak mungkin. 20. 6. ID Wallpaper: 102043 Layar: 128x160 Genre: Miscellaneous Download: 14 Ukuran: 2 KB Ulasan: 0. Deskripsi. Tidak ada yang tak mungkin Wallpaper Nothing Is Impossible. Info Info Peringkat dan Ulasan (0) rangkuman ulasan. Saat ini tidak ada ulasan untuk wallpaper ini.
EN volume_up unlikely improbable Jadi hipotesis yang tidak mungkin sesungguhnya mempunyai bukti yang lebih kuat. expand_more So the unlikely hypothesis actually has stronger evidence. Dulu saya orang yang tidak mungkin melakukan ini. I was an unlikely person to be doing this. Itu sangat tidak mungkin. It's very, very unlikely. Keajaiban hanyalah peristiwa yang sangat tidak mungkin. Miracles are just events that are extremely improbable. Contoh penggunaan Anda mungkin tidak mengira melihat Kleiber......sebagai seorang yang hiperaktif. You might be surprised having seen Kleiber as such a hyperactive guy. Bintang-bintang di galaksi itu mungkin tidak memiliki planet yang mengelilinginya. The stars in those galaxies probably don't have planets around them. Jadi hipotesis yang tidak mungkin sesungguhnya mempunyai bukti yang lebih kuat. So the unlikely hypothesis actually has stronger evidence. "Mereka akan mempunyai keluarga yang mencintai dan hangat, namun mereka mungkin tidak akan bersama saya. "They'll have loving families and welcoming homes, but they may not have me. Mungkin Anda tidak percaya namun radioaktif dari tubuh kita cukup untuk mengganggu percobaan ini. You might not believe it, but even our own bodies are radioactive enough to disturb this experiment. Hal-hal yang sebelumnya dikira tidak mungkin hanya beberapa tahun yang lalu dapat sesungguhnya diukur sekarang. Things that were thought impossible just a few years ago can actually be measured now. Orang tua anda mungkin tidak merencanakan kelahiran anda, namun Saya percaya Tuhan merencanakan anda. Your parents may not have planned you, but I believe God did. Anda mungkin tidak memiliki dana, SDM - namun tetap dapat bekerja pada kemampuan tertinggi yang mungkin. You can have no budgets, no people - but still can put your work to the highest possible level. Namun untuk melakukannya, Anda harus melakukan sesuatu yang mungkin, untuk pertama kalinya, tampak tidak mungkin. But to do it, you have do something that may, at first sight, seem completely impossible. Kini, mungkin kita tidak akan mempunyai biosfer lain yang dapat digunakan dan dibandingkan dengan biosfer ini. Now we may not all have another biosphere that we can run to, and compare it to this biosphere. Tawa Masih tidak mungkin untuk mendaratkan pakaian bersayap. Laughter It's not possible to land a wingsuit yet. Dan jika NASA tidak melakukannya, Cina mungkin akan bergerak, atau seseorang di ruangan ini mungkin akan menyanggupinya. And if NASA doesn't do it, China might, or somebody in this room might write a big check. Program-program yang ada di dalamnya tidak mungkin habis. There's an inexhaustible supply of programs out there. Keajaiban hanyalah peristiwa yang sangat tidak mungkin. Miracles are just events that are extremely improbable. Kita tidak tahu, namun mungkin jika Anda bisa menguraikan naskah ini, Anda mungkin dapat menjawab pertanyaan ini. We don't know, but perhaps if you deciphered the script, you would be able to answer this question. Beberapa tempat, mungkin tidak sebanyak yang seharusnya. Some places, perhaps not as much as they should be. Hal ini juga memberi tahukan bahwa salah satu fakta yang saya sebutkan di awal presentasi mungkin tidak tepat. But this also tells us that one of these facts that I mentioned in the beginning may not be quite right. Mungkin tidak terlihat begitu besar - mari lihat lebih dekat. May not seem that large - let's get closer. Namun Anda mungkin tidak tahu tentang James Watt. But you probably don't know that much about James Watt. Anda tidak mungkin punya pikiran sadar tanpa memiliki interaksi ini di antara korteks serebral dan batang otak. You cannot have a conscious mind if you don't have the interaction between cerebral cortex and brain stem. More chevron_right Contoh Monolingual As to those general principles, the natural law, in the abstract, can nowise be blotted out from men's hearts. Their limbs had nowise been disturbed, and beside them were placed lamps of gold and of silver. His objections make her more impassioned she sets her brother's misdemeanour in a touching light, and pleads forgiveness for a fault so human and in nowise past all pardon. Plots for such movies may seem illogical and improbable to unfamiliar viewers. These fictional suits vary in appearance and technology, and range from the highly authentic to the utterly improbable. The other choice, then, offers a comparably improbable outcome. Unless she was a widow, this seems improbable as noble girls often married when aged 12 to 15. It is one of the several identifiable characteristics of melodrama that are plot devices dealing with situations that are highly improbable in real life.
. 178 9 120 420 158 5 388 404
tidak ada yang tak mungkin