Untukmenciptakan hal tersebut, bangsa Indonesia harus mampu menciptakan perastuan dan kesatuan bangsa dalam kebhinekaan. Isi menyangkut dua hal yang esensial, yaitu: a) Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama serta capaian cita-cita dan tujuan nasional. b) Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua spek kehidupan nasional. 3. Tata laku (conduct)
Jakarta - Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan negara yang tertulis dalam lambang Indonesia Garuda Pancasila. Semboyan negara ini menggambarkan kondisi Indonesia yang memiliki keragaman budaya, namun menjadi satu bangsa."Makna Bhinneka Tunggal Ika adalah meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan. Indonesia yang punya banyak keragaman perlus atau wadah untuk menyatukan perbedaan. Salah satu wadah tersebut adalah Bhinneka Tunggal Ika," tulis Kemdikbud Ristek dalam laman Ayo Guru adalah negara kepulauan terbesar di dunia sehingga sangat wajar jika memiliki banyak suku, agama, ras, dan antar golongan. Keragaman tersebut hidup saling menghormati dan menghargai dalam semangat Bhinneka Tunggal dari paper yang diupload dalam situs Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Ditjen PKP2Trans Kemendesa PDTT, Bhinneka Tunggal Ika diangkat dari kitab Sutasoma karya Mpu Tantular di Kerajaan Majapahit abad ke-14. Arti bhinneka adalah beragam sedangkan tunggal adalah satu."Arti Bhinneka Tunggal Ika secara harfiah ditafsirkan sebagai bercerai tapi satu berbeda tapi tetap satu. Semboyan ini digunakan sebagai ilustrasi identitas alami Indonesia dan dibangun secara sosial budaya berdasarkan keragaman," tulis paper Tunggal Ika adalah karakter pembentuk dan identitas nasional. Semboyan ini membantu masyarakat Indonesia memahami, Indonesia yang pluralistik memiliki kebutuhan akan ikatan dan identitas yang sama. Kesamaan identitas mencegah Indonesia tercerai berai karena dilatari keragaman arti dan makna yang telah disebutkan, tujuan Bhinneka Tunggal Ika adalah memunculkan keinginan menerima dan menghargai keragaman. Tanpa keinginan tersebut akan sulit mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa tersebut menjadi awal terbentuknya nasionalisme pada bangsa Indonesia. Pembangunan kesadaran nasionalisme lewat Bhinneka Tunggal Ika adalah upaya menjaga loyalitas serta dedikasi pada bangsa dan penjelasan arti, makna, dan tujuan Bhinneka Tunggal Ika. Selamat belajar ya detikers. Simak Video "Garudeya, Mitologi yang Menginspirasi Lambang Garuda Pancasila" [GambasVideo 20detik] row/pay

Tendangangawang [bahasa inggris:Goal kick] adalah metode tendangan yang dilakukan dari area dalam penalti pada permainan resmi sepak bola yang disebabkan kontak bola terakhir pada pemain lawan sebelum melewati garis gawang luar, berbeda dengan sebuah gol yang melewati garis gawang dalam.

Sejarah Bhinneka Tunggal Ika – Bangsa Indonesia dan Keragamannya baik dari segi agama, warna kulit, suku bangsa, bahasa, yang kemudian menjadikannya sebagai bangsa majemuk dan berdaulat. Hal ini dapat dilihat dari menuju detik-detik kemerdekaan hampir seluruh anak bangsa yang tergabung dari berbagai suku turut memperjuangkan kemerdekaan. Para tokoh bangsa sendiri kemudian menyadari tantangan yang harus mereka hadapi karena kemajemukan tersebut. Keberagaman ini kemudian menjadi realitas yang tak dapat dihindari adanya. KeBhinnekaan sebagai sebuah hakikat realitas yang sudah ada dalam bangsa, sedangkan ke-Tunggal-Ika-an merupakan cita-cita kebangsaan. Semboyan inilah yang kemudian menjadi jembatan penghubung menuju terbentuknya Negara berdaulat. Simak penjelasan lebih lengkapnya mengenai Bhinneka Tunggal Ika Berikut ini A. Arti dan Makna Bhinneka Tunggal IkaB. Sejarah Singkat Bhinneka Tunggal IkaC. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika1. Common Denominator2. Tidak Sektarian dan Enklusif3. Tidak Formalistis4. Bersifat Konvergen5. Prinsip Pluralistik dan Multikultural6. Semangat Gotong-RoyongD. Fakta-Fakta Menarik Bhinneka Tunggal Ika1. Bersumber dari Lontar Sutasoma2. Bukan Ciptaan Bung Karno3. Tersimpan di Perpustakaan Leiden4. Bukan Hanya tentang Persatuan SukuE. Bhinneka Tunggal Ika dan Nasionalisme1. Kesatuan Sejarah2. Kesatuan Nasib3. Kesatuan Wilayah4. Kesatuan KebudayaanE. Penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam Kehidupan Sehari-hari1. Perilaku Inklusif2. Mengakomodasi Sifat Pluralistik3. Tidak Menang Sendiri4. Musyawarah untuk Mufakat Secara harfiah Kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno. Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti berbeda-beda tetap satu jua. Bhinneka Tunggal Ika menjadi semboyan bangsa Indonesia dan tertulis di dalam lambang Garuda Pancasila. Konsep Bhinneka Tunggal Ika sendiri diambil dari kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular, yang hidup pada masa Kerajaan majapahit di sekitar abad ke-14 M. Secara etimologi kata-kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno yang jika dipisah menjadi Bhinneka memiliki makna ragam atau beraneka, Tunggal adalah satu, dan Ika adalah itu. Sehingga arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetap satu jua. Maknanya, dengan jiwa dan semangat bangsa Indonesia mengakui realitas bangsa yang majemuk suku, bahasa, agama, ras, golongan dll namun tetap menjunjung tinggi persatuan. I Nyoman Pursika 2009 dalam jurnal Kajian Analitik Terhadap Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” menyatakan bahwa Bhinneka Tunggal Ika merupakan cerminan keseimbangan antara cerminan keseimbangan antara unsur perbedaan yang menjadi ciri keanekaan dengan unsur kesamaan yang menjadi ciri kesatuan. Bhinneka Tunggal Ika merumuskan dengan tegas adanya harmoni antara kebhinnekaan dan ketunggalikaan, antara keanekaan dan keekaan, antara kepelbagaian dan kesatuan, antara hal banyak dan hal satu, atau antara pluralisme dan monisme. Jika pada mulanya Bhinneka Tunggal Ika dipakai untuk menyatakan semangat toleransi keagaaman antara agama Hindu dan Budha. Setelah dijadikan semboyan bangsa Indonesia, konteks “Bhinneka” atau perbedaannya menjadi lebih luas, tidak hanya berbeda agama saja tapi juga suku, bahasa, ras, golongan, budaya, adat istiadat bahkan bisa ditarik kedalam perbedaan dalam lingkup yang lebih kecil seperti perbedaan pendapat, pikiran/ide, kesukaan, hobi. Bhineka Tunggal Ika sebagai salah satu dari empat pilar kebangsaan, selain Pancasila. UUD 1945, NKRI merupakan sebuah nilai yang harus ditanam dalam setiap warga negara Indonesia yang dibahas pada buku Pancasila. Jadi, semisal beda dukungan klub sepak bola jangan bertengkar ya? B. Sejarah Singkat Bhinneka Tunggal Ika Pada awalnya, Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan yang menunjukan semangat toleransi keagamaan, khususnya antara agama Hindu dan Buddha. Istilah “Bhinneka Tunggal Ika” dipetik dari Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Istilah tersebut ter- cantum dalam bait 5 pupuh 139. Bait ini secara lengkap seperti di bawah ini Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa. Terjemahan Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda. Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali? Sebab kebenaran Jina Buddha dan Siwa adalah tunggal Menurut jurnal dari Letkol Czi Dr. Syafril Hidayat, psc, tentang Bhinneka Tunggal Ika, dalam buku Bung Hatta Menjawab 1979, Mohammad Hatta menuliskan bahwa usai merdeka, semboyan ini dicantumkan dengan lambang yang dibuat oleh Sultan Abdul Hamid di Pontianak dan diresmikan pemakaiannya oleh Kabinet RIS pada tanggal 11 Februari 1950 sebagai semboyan lambang negara. Melalui semboyan ini, Indonesia kemudian menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Bhinneka Tunggal Ika sendiri diteliti pertama kali oleh Prof. H. Kern 1888. Semboyan ini sendiri pada mulanya tertera dalam lontar yang tersimpan di Perpustakaan Kota Leiden Purusadasanta atau Sutasoma. Semboyan ini kemudian diteliti kembali oleh Muhammad Yamin di tahun-tahun berikutnya dan kemudian ia tuliskan di dalam bukunya 6000 tahun Sang Merah Putih pada tahun 1954. Sejarah semboyan Bhinneka Tunggal Ika menempuh proses evolusi dan kristalisasi mulai sebelum kemerdekaan, pergerakan nasional 1928 sampai berdirinya negara Republik Indonesia pada tahun 1945. Setelah dijadikan sebagai semboyan Bangsa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika menjadi pernyataan bangsa Indonesia yang mengakui realitas bangsa yang majemuk namun tetap menjunjung tinggi persatuan. Baca juga Sejarah Lambang Garuda Pancasila C. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika Pada dasarnya semboyan Bhinneka Tunggal Ika sangat penting sebab melambangkan toleransi dan kesatuan. Mengapa toleransi? Karena toleransi dapat mencairkan perbedaan sehingga tidak ada lagi perpecahan atau konflik. Karenanya keBhinnekaan harus dimaknai masyarakat melalui pemahaman multikulturalisme yang berlandaskan kepada kekuatan spiritualitas. Perbedaan etnis, religi maupun ideologi. Berikut ini prinsip-prinsip Bhinneka Tunggal Ika yang perlu kamu ketahui 1. Common Denominator Terdapat 5 agama di Indonesia, namun sesuai dengan prinsip pertama Bhinneka Tunggal Ika perbedaan dalam hal keagamaan haruslah dicari common denominatornya, atau dengan kata lain menemukan persamaan dalam perbedaan sehingga semua rakyat Indonesia dapat hidup rukun berdampingan. Demikian juga dengan berbagai aspek lain dengan segala perbedaannya di Indonesia, seperti adat dan kebudayaan di setiap daerah. Semua keberagaman adat dan budaya tersebut tetap diakui keabsahannya dengan segala perbedaan yang ada tetap Bersatu dalam Negara kesatuan republik Indonesia. 2. Tidak Sektarian dan Enklusif Tidak Sektarian dan Eksklusif maksudnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara setiap rakyat Indonesia tidak dibenarkan untuk menganggap bahwa diri atau kelompoknya sebagai yang paling benar dibanding orang atau kelompok lain. Pandangan-pandangan sektarian dan eksklusif harus dihilangkan, karena ketika sifat sektarian dan eksklusif sudah terbentuk, maka akan ada banyak konflik yang terjadi dikarenakan kecemburuan, kecurigaan, sikap yang berlebih-lebihan serta kurang memperhitungkan keberadaan kelompok atau pribadi lain. 3. Tidak Formalistis Bhinneka Tunggal Ika sifatnya universal dan menyeluruh. Hal ini dilandasi oleh adanya rasa cinta mencintai, rasa hormat menghormati, saling percaya mempercayai, dan saling rukun antar sesama. Dengan cara tersebutlah keanekaragaman kemudian dapat disatukan dalam bingkai ke-Indonesiaan. 4. Bersifat Konvergen Bersifat Konvergen maksudnya segala keanekaragaman bukan untuk dibesar-besarkan, tetapi harus dicari titik temu yang dapat membuat segala kepentingan bertemu di tengah. Hal ini dapat dicapai jika terdapat sikap toleran, saling percaya, rukun, non sektarian, dan inklusif di antara masyarakat. 5. Prinsip Pluralistik dan Multikultural Bhinneka Tunggal Ika mengandung nilai antara lain toleransi, inklusif, damai dan kebersamaan, serta setara. Nilai-nilai tersebut tidak menghendaki sifat yang tertutup atau eksklusif sehingga memungkinkan untuk mengakomodasi keanekaragaman budaya bangsa dan menghadapi arus globalisasi. Saling menghormati antar agama, suku bangsa, menghargai hasil karya orang lain, bergotong royong membangun bangsa tanpa memandang perbedaan suku, budaya dan agama, tidak saling membedakan bahkan mencaci karena hal ini dapat menimbulkan konflik serta menjadi sumber awal pemecah persatuan dan kesatuan bangsa. 6. Semangat Gotong-Royong Semangat gotong-royong tidak melulu tentang bahu-membahu membersihkan lingkungan, atau menjaga keamanan lingkungan sekitar rumahmu. Tapi juga pada semangat gotong-royong dalam melawan hoax atau berita bohong yang kini tersebar dimana-mana atas nama clickbait. Biasakan untuk memverifikasi data atau berita yang diterima dan ingin disebarkan. Karena jejak digital sangat sulit untuk dihilangkan, pasalanya, setiap harinya, ada ribuah hoax yang menyebar dan siap merusak generasi dan keBhinnekaan negara ini. Dalam menguatkan sifat gotong royong yang kita miliki dan jiwa kebangsaan, demokrasi, huku, serta multikultural dalam mendukung terwujudnya warga negara yang sadar akan hak dan kewajibannya, buku Meneguhkan Jiwa Dan Semangat Nasionalisme merupakan referensi yang tepat untuk Grameds. D. Fakta-Fakta Menarik Bhinneka Tunggal Ika Dalam kehidupan bersama, di mana berbagai kepentingan akan bertemu, dan tidak semua kepentingan sejalan, tentu akan mengakibatkan terjadinya gesekan bahkan konflik-konflik sosial. Dalam situasi semacam ini, batas-batas antara hak dan wewenang setiap pihak harus ditetapkan secara jelas, tegas dan proporsional. Setiap warga Negara kemudian bebas menuntut haknya, namun pada saat yang sama juga wajib menghormati hak yang dimiliki oleh orang lain. Adil sendiri memiliki makna yang tidak memihak, tidak tertutup, dan berkelompok. Sebaliknya berlaku adil atau menghendaki sikap terbuka yang senantiasa menyediakan “ruang” bagi kehadiran orang lain. Kebiasaan menyapa orang lain adalah bentuk nyata dari mewujudkan sikap adil. Menyapa orang lain siapa pun pada hakikatnya adalah tindakan awal membangun jaringan sosial yang akan menjadi kekuatan agar tidak mudah dipecah belah dan diadu domba. Berikut ini beberapa Fakta Mengenai Bhinneka Tunggal Ika yang perlu kamu ketahui 1. Bersumber dari Lontar Sutasoma Istilah Bhinneka Tunggal Ika diambil dari Lontar Sutasoma karya Mpu Tantular seorang pujangga yang hidup pada abad ke-14 di Majapahit dan masih kerabat kerajaan pada masa pemerintahan Raja Rajasanegara. Istilah Bhinneka Tunggal ika sendiri diambil dari salah satu penggalan kakimpoi alias Syair Sutasoma. Berikut bunyinya dalam Bahasa Sansekerta, dan diterjemahkan ke Bahasa Indonesia Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa. Artinya Buddha dan Siwa sebagai dua zat yang berbeda namun bagaimanakah bisa dikenali? Sebab kebenaran Jina Buddha dan Siwa yang tunggal Berpecah belah lah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran. 2. Bukan Ciptaan Bung Karno Dalam buku karangan Mohammad Hatta yang berjudul Bung Hatta Menjawab, dituliskan bahwa Bung Karno Lah yang menciptakan istilah “Bhinneka Tunggal Ika”, maksudnya bukan Bung Karno yang menciptakan, namun ialah yang mengusulkan ditambahkannya frasa tersebut ke dalam pita yang dicengkeram oleh Burung Garuda. Burung garuda sendiri tadinya didesain mencengkeram bendera merah putih namun kemudian diganti dengan pita bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika yang digunakan sebagai semboyan negara maknanya mempersatukan keberagaman. Burung garuda sendiri menggunakan perisai, sebagai bentuk tenaga pembangun pada peradaban Indonesia. Burung garuda dari mitologi ini bersanding erat dengan burung elang rajawali. Burung yang terlukis pada beberapa candi, termasuk Dieng, Prambanan dan Penataran. 3. Tersimpan di Perpustakaan Leiden Dengan eratnya kaitan antara Nusantara dan Belanda. Transkrip Sutasoma kemudian menjadi salah satu arsip yang tersimpan di Perpustakaan Leiden, dengan bait yang mengandung istilah Bhinneka Tunggal Ika tersebut berada pada lembar ke 120 lontar Sutasoma. 4. Bukan Hanya tentang Persatuan Suku Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya tentang perbedaan suku budaya yang harus disatukan, tetapi juga perbedaan pemikiran. Menurut Sultan Hamid, Soekarno menggambarkan Bhinneka Tunggal Ika sebagai persatuan pemikiran federalis dan kesatuan di Republik Indonesia Serikat nama Indonesia pada saat itu. E. Bhinneka Tunggal Ika dan Nasionalisme Teknologi komunikasi kini telah mengubah perang konvensional menjadi perang modern yang menggunakan media massa, internet ataupun teknologi sebagai media peperangan tersebut. Sasarannya tentu saja ada pada ketahanan ekonomi, pertahanan dan keamanan, budaya, ideologi, lingkungan, dan politik. Dalam rangka membentengi diri dari kehancuran akibat pesatnya perkembangan teknologi serta beragam upaya yang dilakukan untuk memecah bangsa, maka masyarakat Indonesia harus kembali kepada nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia, telah berkembang secara alamiah dari perjalanan panjang sejarah, berisi pandangan hidup, karakter, dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, termasuk Bhinneka Tunggal Ika. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila adalah semangat bersatu, menghormati perbedaan, rela berkorban, pantang menyerah, gotong royong, patriotisme, nasionalisme, optimisme, harga diri, kebersamaan, dan percaya pada diri sendiri. Dalam mempelajari lebih dalam mengenai nasionalisme secara singkat, padat dan gamblang, Grameds dapat membaca buku Nasionalisme oleh Steven Gr yang ada dibawah ini. Bhinneka Tunggal Ika secara tidak langsung merupakan gambaran nasionalisme bangsa Indonesia. Makna Bhinneka Tunggal Ika menjadi prinsip warga negara Indonesia untuk membangun nasionalisme. Berikut ini beberapa diantaranya unsur-unsur yang membentuk nasionalisme 1. Kesatuan Sejarah Bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dari suatu proses sejarah, yaitu sejak zaman prasejarah, zaman Sriwijaya, Majapahit kemudian datang penjajah, tercetus Sumpah Pemuda 1928 dan akhirnya memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. 2. Kesatuan Nasib Bangsa Indonesia terbentuk karena kesamaan nasibnya yaitu merasakan penderitaan penjajahan selama tiga setengah abad lamanya hingga kemudian memperjuangkan kemerdekaaan secara bersama dan akhirnya mendapatkan kegembiraan dalam bentuk kemerdekaan. 3. Kesatuan Wilayah Bangsa Indonesia hidup di wilayah Indonesia, tersebar masyarakatnya dari sabang sampai ke merauke. Kesatuan asas kerohanian bangsa sendiri sebagai salah satu cita-cita, filsafat dan pandangan hidup yang berakar pada pandangan hidup Pancasila. 4. Kesatuan Kebudayaan Walau bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman kebudayaan mulai dari rumah adat pakaian adat, acara adat, Bahasa dan keanekaragaman lainnya namun keseluruhannya merupakan satu kebudayaan yaitu kebudayaan nasional kesatuan republik Indonesia. E. Penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam Kehidupan Sehari-hari Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66/1951. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 1951 oleh Presiden Soekarno dan Perdana Menteri, Sukiman Wirjosandjojo. Bhinneka Tunggal Ika Tertuang dalam Pasal 5 yang berbunyi, “Di bawah lambang tertulis dengan huruf latin sebuah semboyan dalam bahasa Jawa-Kuno berbunyi Bhinneka Tunggal Ika. Penjelasan dari Pasal 5 tersebut adalah perkataan Bhinneka sebagai gabungan dua perkataan bhinna dan ika. Kalimat seluruhnya tersebut kemudian dapat disalin menjadi berbeda-beda tetapi tetap satu jua’. Berikut ini penerapan Bhinneka Tungga Ika dalam Kehidupan berbangsa dan bernegara kita 1. Perilaku Inklusif Implementasi pertama adalah bahwa seseorang diharuskan tidak melihat dirinya lebih diutamakan dari kepentingan yang lain. Sama halnya dengan kelompok, dimana kepentingan bersama lebih diutamakan dari kepentingan pribadi atau golongan. 2. Mengakomodasi Sifat Pluralistik Ditinjau dari pada keanekaragamannya, maka sudah sepatutnya jika Indonesia menjadi bangsa dengan tingkat pluralistik terbesar di dunia. Hal ini pulalah yang menjadikan bangsa Indonesia disegani oleh bangsa lain. Namun jika tidak dipergunakan secara bijak besar kemungkinan terjadinya disintegrasi dalam bangsa. Ras, Budaya, Suku Bahasa, Agama, dan adat, bangsa Indonesia. Dengan lebih memahami mengenai keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia melalui buku Guys, Indonesia Tuh Bineka, Loh! Grameds akan lebih memahami perkembangan masyarakat yang sangat dinamis dan terhindar dari kesalahpahaman serta konflik yang terjadi karena perbedaan. 3. Tidak Menang Sendiri Perbedaan pendapat sesungguhnya merupakan hal yang lumrah, apalagi pada sistem demokrasi. Sistem tersebut kemudian menuntut rakyat bebas mengungkapkan pendapat masing-masing. Dengan begitu implementasi dari prinsip Bhinneka Tunggal Ika maka seseorang diharuskan untuk saling menghormati satu pendapat dan pendapat lainnya. Perbedaan pendapat tidak perlu dibesar-besarkan, namun harus dicari titik temu yang mengedepankan kepentingan bersama. Jauhkan sifat divergen dan terapkan sifat yang konvergen ke dalam hidup berbangsa dan bernegara. Seperti halnya yang terjadi di Indonesia dimana adanya konflik antara Aceh dan Papur yang berhasil diselesaikan dengan adanya nilai kebersamaan yang disampaikan Gus Dur sebagai strategi penyelesaian konflik yang dapat kamu baca pada buku Gus Dur Islam Nusantara & Kewarganegaraan Bineka. 4. Musyawarah untuk Mufakat Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dengan adanya semboyan Bhinneka Tunggal Ika, maka jika terdapat perbedaan yang ada pada antar kelompok maupun pribadi wajib dicari solusinya secara bersama-sama dengan musyawarah. Seperti halnya dengan prinsip common denominator atau yang dikenal dengan mencari inti kesamaan. Hal ini kemudian juga sebaiknya diterapkan dalam melakukan musyawarah untuk mufakat. Dengan adanya beragam gagasan yang semuanya kemudian dirangkum menjadi satu kesepakatan. Dengan begitu kesepakatan disini bertujuan untuk mencapai mufakat pada pribadi maupun kelompok. Masyarakat Indonesia pada dasarnya adalah masyarakat adat yang secara sosiologis memiliki ikatan dalam kelompok suku atau etnik yang sangat kuat. Meski demikian dalam konteks ke-Indonesian, ikatan yang berupa sentimen- sentimen suku daerah asal atau agama ternyata dapat direduksi demi terbangunnya rasa kebangsaan. Arus globalisasi yang kian deras telah membawa serta nilai-nilai baru yang tidak sepenuhnya dapat diakomodasi atau dipahami oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Nilai-nilai baru cenderung melonggarkan ikatan kebangsaan, dan mengkhawatirkan bagi masa depan persatuan dan kesatuan bangsa serta keutuhan wilayah nasional Indonesia. Karenanya sangat dibutuhkan upaya menyegarkan kembali pemahaman akan nilai-nilai kebangsaan yang merupakan ciri kepribadian masyarakat Indonesia. Pemantapan nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam sesanti Bhinneka Tunggal Ika, sebagai ajaran moral tentang sikap toleran, adil dan bergotong royong merupakan strategi yang tepat untuk mengatasi nilai-nilai baru yang cenderung bergesekan. Contoh perilaku yang mencerminkan “Bhinneka Tunggal Ika” Tidak diskriminasi terhadap siapapun Berlaku adil terhadap terhadap siapapun di sekolah, rumah, masyarakat Menghindari perkelahian/pertikaian yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain Saling menghormati walaupun berbeda agama, suku, ras dan budaya Tidak menghina atau merendahkan orang lain Hidup rukun di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat dll Demikian informasi seputar Bhinneka Tunggal Ika, Semoga Bermanfaat! Baca juga artikel terkait dengan “Arti & Makna Bhineka Tunggal Ika” Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Sejarah Pancasila Memaknai Pancasila Sebagai Sumber Nilai Arti dan Makna Pancasila Sebagai Ideologi Negara Pengertian Demokrasi Pancasila Sejarah Lambang Garuda Pancasila Pengertian Wawasan Nusantara Makna Pancasila Sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum Makna Sumpah Pemuda Pengamalan Nilai Pancasila Jika Anda ingin menggali lebih tentang Pancasila secara lebih komprehensif, miliki segera buku di 1. Pendidikan Pancasila Beli Sekarang 2. Falsafah Pancasila Epistemologi Keislaman Kebangsaan Beli Sekarang 3. Pancasila Rumah Bersama Beli Sekarang Sumber dll ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien Sebagaibangsa yang terdiri dari beragam unsur kebudayaan, Indonesia memiliki keunggulan di bidang kreativitas seni dan budaya sehingga nasionalisme dapat diinternalisasi dan diolah secara kekinian dengan menonjolkan kebhinekaan budaya dalam bentuk kegiatan-kegiatan kreatif di kancah internasional untuk rasa kebanggaan terhadap Indonesia.
- Indonesia memiliki suku, bahasa, dan budaya yang beragam. Keberagaman ini dirangkai dalam semboyan "Bhineka Tunggal Ika". Sebagaimana dilansir dari Modul Pembelajaran Mandiri, semboyan "Bhineka Tunggal Ika" adalah lambang negara Indonesia yang berbentuk burung Garuda. Kepala burung Garuda itu menoleh ke sebelah kanan dari sudut pandang Garuda, perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Makna Bhinneka Tunggal Ika adalah, meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama, dan kepercayaan. Kendati begitu, Bhinneka Tunggal Ika merupakan jati diri bangsa yang sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka, yaitu sejak zaman majapahit. Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Kalimat ini merupakan kutipan dari falsafah nusantara kakawin Jawa Kuno, yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke14. Kalimat ini juga sudah dipakai sebagai motto pemersatu Nusantara, yang diikrarkan oleh Patih Gajah Mada. Asal kata "Bhinneka Tunggal Ika" Kalimat "Bhinneka Tunggal Ika" terdapat dalam buku Sutasoma Purudasanta, karangan Mpu Tantular pada masa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Sehingga dalam hal ini, pengertian Bhinneka Tunggal Ika lebih ditekankan pada perbedaan bidang kepercayaan juga keanekaragam agama dan kepercayaan di kalangan masyarakat Majapahit. Kata "Bhinneka Tunggal Ika" dapat pula dimaknai sebagai, meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan, adat-istiadat yang bermacam-macam, serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia tapi keseluruhannya itu adalah suatu persatuan bangsa dan negara Indonesia. Oleh karena itu, keanekaragaman tersebut bukanlah perbedaan yang bertentangan tapi justru persatuan dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat, makna persatuan bangsa, negara Indonesia. Sama halnya dalam bahasa Sanskerta, kata "neka" berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata "tunggal" berarti "satu". Kemudian kata "ika" berarti "itu". Secara harfiah "Bhinneka Tunggal Ika" diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Keberagaman suku bangsa Indonesia Dikutip dari laman Ayo Guru Berbagi, terdapat beberapa faktor munculnya keberagaman di Indonesia. Berikut penjelasannya. 1 Letak geografisIndonesia adalah negara kesatuan yang memiliki ribuan pulau. Luas wilayah Indonesia yang besar berpengaruh terhadap banyaknya keberagaman yang dimiliki oleh negara Indonesia. 2 Kondisi iklim dan alam yang berbedaKondisi iklim dan alam antarwilayah di Indonesia berbeda. Perbedaan musim hujan dan kemarau antardaerah, perbedaan kondisi alam seperti pantai, pegunungan memberikan perbedaan pada masyarakat. 3 Pengaruh kebudayaan asingKeberagaman bisa muncul karena pengaruh kebudayaan asing dengan ciri yang berbeda. Biasanya melalui komunikasi atau kedatangan mereka ke Indonesia. Maka, terjadi akulturasi atau pencampuran unsur kebudayaan asing dengan kebudayaan Indonesia. 4 Keberagaman AgamaAgama adalah sistem keyakinan kepada Tuhan. Kebebasan beragama dijamin oleh UUD 1945. Agama yang diakui secara sah di Indonesia, yaitu Islam Kristen Katolik Hindu Buddha Konghucu Keberagaman agama di tengah-tengah masyarakat menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Semua agama meyakini akan keberadaan dan kekuasaan Tuhan. Akan tetapi, sistem keyakinan dan ibadah antara satu agama dengan agama yang lain berbeda. 5 Keberagaman RasMenurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, ras merupakan golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik dan garis keturunan. Setiap manusia memiliki perbedaan ciri-ciri fisik seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk muka, ukuran badan, bentuk badan, bentuk dan warna mata serta ciri fisik yang lainnya. Secara umum, ras manusia dapat dikelompokkan menjadi lima macam yaitu Negroid, yang berkulit hitam dan rambut keriting; Mongoloid, yang berkulit kuning langsat, rambut kaku dan bermata sipit; Kaukasoid, berkulit putih, mata biru dan rambut pirang; Australoid, yang berkulit hitam sawo matang; serta Khoisan Afrika Selatan. Keberagaman ras penduduk di Indonesia, setidaknya dapat dikelompokkan menjadi Ras Malayan-Mongoloid di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan dan Sulawesi. Ras Melanesoid di Papua, Maluu dan Nusa Tenggara Timur. Ras Asiatic Mongoloid seperti orang Tionghoa, Jepang dan Korea yang tersebar di seluruh Indonesia. Ras Kaukasoid yaitu orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa dan Amerika. Kondisi masyarakat Indonesia yang memiliki keberagaman ras berpotensi menimbulkan konflik. Konflik tidak hanya merugikan kelompok-kelompok masyarakat tapi juga bangsa Indonesia secara keseluruhan. Maka setiap warga negara Indonesia diminta menjunjung tinggi rasa persaudaraan, kekerabatan dan persahabatan sehingga terwujud perdamaian. Makna keberagaman masyarakat Indonesia Keberagaman masyarakat Indonesia tidak membuat masyarakatnya mudah tercerai berai. Hal ini tampak pada agama di Indonesia yang berbeda-beda. Persatuan berarti perkumpulan dari berbagai komponen yang membentuk menjadi satu. Sedangkan kesatuan merupakan hasil perkumpulan yang telah menjadi satu dan utuh. Maka dari itu, kesatuan erat hubungannya dengan keutuhan. Kesatuan berbangsa Indonesia, berarti keadaan yang merupakan satu keutuhan sebagai bangsa Indonesia. Sementara kesatuan bertanah air, merupakan satu keutuhan di dalam wilayah yang dihuni secara turun temurun oleh bangsa Indonesia. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia telah tumbuh dan terbentuk dalam nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia. Jauh sebelum kemerdekaan, persatuan bagi bangsa Indonesia memiliki makna yang sangat mendalam sepanjang sejarah perjuangan bangsa. Hal ini disebabkan, karena berkat persatuan dan kesatuan dari segenap elemen bangsalah kita dapat mengusir penjajah, mendirikan negara atas kehendak bangsa sendiri, berjuang mempertahankan kemerdekaan, serta mengisi kemerdekaan dengan upaya-upaya pembangunan nasional. Untuk mewujudkan persatuan dalam keragaman masyarakat Indonesia perlu melakukan beberapa hal berikut ini. Masyarakat Indonesia perlu mengembangkan sikap tidak memandang rendah suku atau budaya yang lain; Tidak menganggap suku dan budayanya paling tinggi dan paling baik; Menerima keragaman suku bangsa dan budaya sebagai kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya; Lebih mengutamakan negara daripada kepentingan daerah atau suku masing-masing. Baca juga Bagaimana Menangani Masalah karena Keberagaman Budaya di Indonesia? Mengenal Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia Apa Saja Dampak Keberagaman Budaya di Indonesia? - Pendidikan Kontributor Ega KrisnawatiPenulis Ega KrisnawatiEditor Alexander Haryanto
PengertianWawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan menghargai dan mengutamakan kebhinekaan dalam mencapai tujuan nasional. Secara etimologis kata Wawasan Nusantara berasal dari bahasa Jawa, yaitu Wawas, Nusa, dan Antara. DALAM sebuah forum ngopi sore hari di Kelenteng Cu An Kiong, Lasem, Rembang, Jawa Tengah, penulis menangkap kesedihan dari beberapa tokoh Tionghoa di kawasan itu. Seorang pengurus Kelenteng Cu An Kiong, mengungkapkan betapa sulit mengajak anak muda Tionghoa untuk ikut dalam forum-forum yang diinisiasi forum persaudaraan kelenteng itu. Padahal, forum-forum itu diselenggarakan semata bukan ritual agama. Agendanya terbuka untuk menjalin pertemanan dengan generasi muda lintas agama. Meski masih tetap ada beberapa pemuda Tionghoa yang ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan keagamaan dan ritual antarbudaya tersebut, jumlahnya tidak sebanyak generasi yang lebih senior. Bagi pengurus kelenteng, mengajak generasi muda untuk srawung dengan masyarakat sekitar di Lasem merupakan upaya untuk melanjutkan memori kebersamaan. Untung saja, dalam beberapa tahun terakhir, ruang-ruang diskusi secara rutin sudah mulai terbuka untuk membangun jembatan komunikasi bersama, di antaranya yang diupayakan secara kreatif oleh Gus Zaim, pengasuh Pesantren Kauman Lasem. Apa yang terjadi di Lasem itu sesungguhnya dapat menjadi cermin bersama. Dalam rentang waktu yang panjang, penduduk di Lasem telah terbiasa membangun ruang bersama, antara keturunan Tionghoa, Arab, dan Jawa. Ruang publik terbuka itu bertumpu pada toleransi antarbudaya serta interaksi keseharian. Akan tetapi, seiring dengan waktu, perlu ada pewarisan ingatan serta membentuk interaksi sosial yang lebih segar di antara anak muda. Generasi muda antar-etnis dan agama haruslah membangun interaksi yang lebih intensif untuk mencipta ruang publik yang lebih segar, selain interaksi berbasis komunikasi digital. Namun, bagaimana sebenarnya millenial lintas agama melihat toleransi-intoleransi di negeri ini? Lalu, bagaimana generasi millenial melihat kebhinekaan sebagai penyangga masa depan negeri ini? Pertanyaan-pertanyaan tersebut seharusnya menjadi renungan dalam keseharian kita, di tengah gelombang ancaman kebencian dan jurang ketimpangan sosial yang semakin dalam. Kegamangan generasi millenialDalam kajian ilmu sosial, generasi millenial merupakan kelompok demografis setelah generasi X. Generasi ini lahir antara 1980 hingga 2000. Dengan demikian, generasi millenial sekarang berusia 18 tahun hingga 38 tahun. Di Indonesia, proporsi generasi millenial sekitar 34,45 persen, lebih dari sepertiga jumlah penduduk negeri ini. Dari kajian beberapa peneliti, generasi millenial cenderung unik dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Keunikannya terletak pada penggunaan teknologi dan budaya pop/musik yang sangat kental. Karenanya, millenial seakan tidak bisa lepas dari internet, hiburan entertainment, serta traveling. Millenial—yang sangat kreatif dan percaya diri—lebih suka bekerja keras dalam bidang usaha yang digeluti, untuk kemudian dinikmati dengan perjalanan panjang dan BORMOTOVA Ilustrasi generasi millenialMaka, kita bisa saksikan, betapa millenial sangat menikmati perjalanan mengeksplorasi kawasan-kawasan yang jauh di negeri ini, hingga ke beberapa negeri di ujung benua. Lalu, Indonesia memiliki penduduk usia produktif yang lebih banyak, dibandingkan dengan negara Asia lain—yang memiliki Produk Domestik Bruto PDB besar—semisal China, Jepang, India, dan Korea. Negara-negara ini, memasuki fase aging population karena penduduk tuanya mulai mendominasi total jumlah penduduk. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bappenas Bambang Brodjonegoro, dalam sebuah diskusi mengungkapkan, betapa Indonesia kesulitan keluar dari "status" negara berkembang menjadi negara maju, meski penduduk usia produktif melimpah. Komposisi penduduk Indonesia, 90 juta millenial 20-34 tahun, dengan total fertility rate angka kelahiran 2,28 per orang per tahun, dan angka kematian anak 24 per kelahiran, meski angka harapan lama sekolah masih 12,72 tahun. Artinya, generasi millenial seharusnya memiliki peran penting untuk masa depan negeri ini. Wajah masa depan Indonesia tergantung dari visi, interaksi, dan nilai-nilai yang diserap generasi millenial negeri ini. Faktanya, generasi millenial negeri ini masih rentan dengan pertarungan hoaks dan pelintiran kebencian. Terlebih lagi, medan kontestasi di media sosial turut mempengaruhi persepsi generasi millenial dalam membangun cara pandang serta melihat masa depan negeri ini. Survei Centre for Strategic and International Studies CSIS menyoroti aspirasi millenial dalam kepemimpinan dan toleransi. Digelar pada periode 23-30 Agustus 2017, survei ini menggunakan 600 sampel dengan responden yang dikategorikan generasi millenial, yakni rentang usia 17 sampai 29 tahun, yang dipilih secara acak dari 34 provinsi di Indonesia. Pada riset tersebut, generasi millenial menyuarakan tantangan besar di Indonesia, mulai dari aspek keterbatasan lapangan pekerjaan 25,5 persen, tingginya harga sembako 21,5 persen, hingga tingginya angka kemiskinan 14,3 persen. Dari riset tersebut terbaca, sebagian besar generasi millenial mengakses media sosial baik untuk persebaran maupun penyerapan informasi. Sebanyak 54,3 persen responden mengaku mengakses media sosial setiap hari, yang berbanding terbalik dengan informasi dari media cetak. Hanya 6,3 persen millenial yang mengakses informasi dari media cetak, serta 56,0 persen telah meninggalkan media berformat cetak. Soal akses media sosial, 81,7 persen menggunakan Facebook, kemudian disusul WA 70,3 persen, BBM 61,7 persen, Twitter 23,7 persen, dan Path 16,2 persen. Riset CSIS juga memotret batas-batas toleransi dalam kehidupan generasi millenial. Kelompok millenial cenderung tidak setuju jika ada gagasan mengganti Pancasila dengan ideologi yang berbeda. Aspirasi ketidaksetujuan ini sangat tinggi, yakni sebanyak 90,5 persen, berbanding dengan yang setuju, 9,5 persen. Namun, dalam hal penerimaan terhadap pemimpin yang berbeda agama, generasi millenial cenderung tidak bisa menerima 53,7 persen, sementara yang bisa menerima pemimpin beda agama sebanyak 38,8 persen. Berkaca pada laporan tersebut, menjadi penting untuk membangun interaksi yang lebih segar bagi generasi millenial, dengan mencipta ruang komunikasi lintas agama dan budaya. Interaksi ini tidak sekadar sentuhan di media sosial, tetapi juga berbagi pengalaman secara lebih kongkret dengan kesan yang mendalam. Ruang publik yang menjadi ruang interaksi antar-pemuda lintas agama dan etnis perlu diciptakan sebagai ruang untuk merawat kebhinekaan. Ini menjadi tantangan bersama, yang berpengaruh pada depan interaksi di negeri ini. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Sehinggadapat disimpulkan bahwa Kebhinnekaan atau semangat Bhinneka Tunggal Ika dan toleransi akan menjadi perekat untuk bersatu dalam kemajemukan (keberagaman) bangsa. Selain semboyan Bhinnneka Tunggal Ika, menurut Tim Kemdikbud (2017, hlm. 146) Negara kita juga memiliki alat-alat pemersatu bangsa sebagai berikut. Dasar Negara Pancasila.
JawabanSemangat kebhinekaan adalah bentuk semangat yang dilandasi dengan sikap meghargai dan toleransi terhadap perbedaan yang ada di indonesia, seperti perbedaan agama, ras, suku, bahasa, BERMANFAAT ^_^ Nilainya 100+++++++++++++++++++++ Tidak apa-apa lah yang penting jawabannya betul Jawabansemangat kebhinekaan adalah bentuk semangat yang dilandasi dgn sikap menghargai dan toleransi terhadap perbedaan yang ada, seperti perbedaan agama ,ras,suku,bahasa,dan lainnya

Warganegara yang religius adalah warga negara yang senantiasa memahami serta menaktualisasikan nilai - nilai ajaran agama yang diyakini dan dipeluk dalam kehidupan sehari - hari baik dilingkungan keluarga,masyarakat, bangsa dan negara.Nilai - nilai keimanan dan ketaqwaan harus senantiasa tercermin dalam sikap maupun perilaku yang ditampilkan oleh setiap warga negara, baik dalam hal (1

Andi Rahmadi Sekolah Saturday, 25 Feb 2023, 2028 WIB sumber Pixabay Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman sangat luas, mulai dari agama, suku, ras, budaya, bahasa, hingga ciri fisik. Keberagaman bukanlah sesuatu yang menciptakan perpecahan, namun dengan keberagaman akan ada rasa saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Ketika berada di lingkungan sosial, kita harus bisa menunjukkan sikap semangat kebhinekaan dengan saling menghormati dan menghargai. Meneguhkan sikap kebhinekaan penting untuk menciptakan kehidupan sosial yang rukun dan bersatu. Nah pada kesempatan kali ini kita akan membahas contoh sikap yang menunjukkan semangat kebhinekaan dalam hidup berbangsa dan bernegara. 1. Menghormati Perbedaan Agama dengan Tetangga Sekitar Jika kita memiliki tetangga yang berbeda agama, maka sikap yang benar adalah kita harus menghormatinya, memperlakukan dengan baik, serta tidak mendiskriminasi tetangga yang berbeda agama. Dengan begitu, kebhinekaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara akan kokoh. 2. Mengikuti Kegiatan Kemasyarakatan dan Gotong Royong Semangat menjaga kebhinekaan juga dapat ditunjukkan dengan rajin mengikuti kegiatan gotong royong yang diadakan di lingkungan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan bersama-sama ini dapat memupuk persatuan dan rasa saling menghargai di lingkungan masyarakat. 3. Tolong Menolong tanpa Membeda-bedakan Dalam hal tolong menolong, hendaknya itu dilakukan dengan ikhlas dan tanpa membeda-bedakan latar belakang orang yang ditolong. Artinya, orang yang berbeda suku, agama, atau bahkan kebudayaan tetap harus kita tolong jika mereka membutuhkan pertolongan. 4. Menghormati Suku dan Budaya Lain Semangat kebhinekaan juga bisa ditunjukkan dengan cara saling menghormati suku dan budaya lain. Kita tidak boleh menghina, merendahkan, atau menjelek-jelekkan suku budaya lain agar tidak terjadi perpecahan dan permusuhan. Itulah beberapa contoh sikap semangat dalam menjaga kebhinekaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan rasa saling menghargai dan menghormati perbedaan, maka kehidupan sosial masyarakat akan rukun dan bersatu. kebhinekaan hidupberbangsa menghargai bersatu rukun damai Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Sekolah Terpopuler Tulisan Terpilih
. 273 163 335 122 342 190 368 285

jelaskan yang dimaksud dengan semangat kebhinekaan